![]() |
Hari raya Idul Adha merupakan momen istimewa yang paling ditunggu oleh umat Muslim |
Menurut warga sejarahnya, tradisi Nyate ini ternyata sudah ada sejak abad ke-19 Hal ini pula yang menjadi alasan populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga
Dalam tradisi umat Muslim Nyate menjadi agenda perayaan selepas shalat Idul Adha. Masyarakat biasanya ramai-ramai membuat sate bersama sanak keluarga di waktu sore menjelang malam.
Belum ada keterangan pasti sejak kapan tradisi Nyate ini melekat dalam kehidupan masyarakat. Namun, terdapat filosofi mendalam di balik tradisi Nyate. Pertama , hampir semua barang-barang yang diperlukan untuk menunjang proses nyate,
diambil dari perkakas sederhana. Seperti hihid, arang, tusukan bambu, dan alat pemanggangnya. Ini merupakan wujud kesederhanaan dari kehidupan.
Selain itu, sate sendiri sarat dengan makna kebersamaan. Menyajikan sate dari awal sampai akhir memerlukan proses panjang yang tak cukup jika hanya dikerjakan oleh satu orang. Dari mulai memotong daging, menyiapkan bumbu, hingga proses pembakaran dan penyajian.
Sate juga merupakan salah satu hidangan yang lebih enak jika dinikmati bersama. Kebersamaan dalam tradisi ini menjadi pengikat silaturahmi yang menyatukan kedekatan kita bersama orang terkasih dan Bersama keluarga dan Saudara,atau Temen .pungkasnya
(Agus)